ANDAI HARI INI AKU DIMAKAMKAN


ANDAI HARI INI AKU DIMAKAMKAN
Karya : Remy Soetansyah (1 Mei 2012)

Hari ini ku mati,
Perlahan....
Tubuhku di tutup tanah.
Perlahan....
Semua pergi meninggalkanku....

Masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka,
Aku sendirian,
Di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
Sendiri,
Menunggu pertanyaan malaikat....

Belahan hati,
Belahan jiwa pun pergi.
Apalagi sekedar kawan dekat atau orang lain.
Aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka....

Sanak Keluarga menangis,
Sangat sedih, 
Aku pun demikian,
Tak kalah sedih....

Tetapi aku tetap sendiri,
Di sini, menunggu perhitungan.
Menyesal sudah tak mungkin.
Tobat tak lagi dianggap,
Dan maaf pun tak bakal didengar,
Aku benar-benar harus sendiri....

Ya Allah....
Jika Engkau beri aku 1 lagi kesempatan,
Jika Engkau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
Untuk aku perbaiki diriku,
Aku ingin memohon ma'af pada mereka...

Yang selama ini telah merasakan dzalimku,
Yang selama ini sengsara karena aku,
Tersakiti karena aku....

Aku akan kembalikan jika ada harta kotor ini yang telah kukumpulkan,
Yang bahka kumakan,
Ya Allah beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berbakti kepada Ayah dan Ibu tercinta....

Teringat kata-kata kasar dan keras yang menyakitkan hati mereka,
Ma'afkan aku Ayah dan Ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu,

Beri juga Ya Allah aku waktu untuk berkumpul dengan keluargaku,
Menyenangkan saudara-saudaraku....
Untuk sungguh-sungguh beramal shaleh....

Aku sungguh ingin bersujud dihadapan-Mu lebih lama lagi ...
Begitu menyesal diri ini.
Kesenangan yang pernah ku raih dulu,

Tak ada artinya sama sekali....

Mengapa kusia-siakan waktu hidup yang hanya sekali itu....?
Andai aku bisa putar ulang waktu itu ,,,,

Aku dimakamkan hari ini,
Dan ketika semua menjadi tak termaafkan,
Dan ketika semua menjadi terlambat,
Dan ketika aku harus sendiri....
Untuk waktu yang tak terbayangkan sampai yaumul hisab dan dikumpulkan di Padang Mashar....

Puisi Almarhum "Bang Remy Soetansyah," wartawan senior. wafat 30 Oktober 2012



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saat Ijab Terucap: Arsy-Nya Berguncang

My Adventure (1): Tentang Alam dan Diri Kita yang Sebenarnya

Pesona Alam Papandayan