Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Jangan Pernah Kalah

Gambar
"Bersungguh-sungguhlah dengan kehinaanmu, niscaya Ia menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan ketidakberdayaanmu, niscaya Ia menolongmu dengan kekuasaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan kelemahanmu,  niscaya Ia menolongmu dengan kekuatann-Nya," (Ibnu 'Athaillah) Saudaraku, Suatu ketika, mungkin kita pernah berpikir betapa berat dan kerasnya perjalanan hidup ini. Saat hati kita seolah tak mampu lagi menahan beban masalah. Saat kita merasa lunglai, lemah, dan berat melangkahkan kaki, merasa tak kuat dan bingung menghadapi berbagai suasana hidup yang sulit dan berat. Ketika kita tak lagi merasa mampu berdiri menopang berat beban yang harus dipikul. Tidak. Itu bukan tanda-tanda kelemahan yang patut disesali. Sebab manusia memang diciptakan dalam keadaan serba lemah. Tapi Allah berjanji tidak akan menimpakan beban masalah kepada seseorang, di atas batas kemampuannya. Buya Hamka pernah mengatakan bahwa tingkat cobaan iman itu tak ubahnya

Pesona Alam Papandayan

Gambar
(Sabtu/Minggu, 29/30 Desember 2012)   Di sudut kamar, tas keril ukuran 40 liter duduk sangat manis. Didalamnya sudah masuk beberapa perlengkapan pendakian. Buku harian coklat lusuh yang isi kertasnya sudah mau habis juga telah masuk ke dalam tas. Insya Allah akhir tahun mau naik gunung. Ha, Naik gunung (lagi)? Iyap, maklum sedang punya hobi baru berpetualang dan mulai menikmatinya.  Pendakian kali ini saya akan berangkat ke salah satu gunung  yang ada di Kabupaten Garut. Garut merupakan tempat kelahiran tetapi seumur-umur belum pernah mendaki di kampung sendiri. Memang sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Ada 3 gunung yang katanya menjadi primadona yaitu Gunung Papandayan (2665 mdpl), Gunung Guntur (2249 mdpl), dan Gunung Cikuray (2821 mdpl). Gunung Papandayan akan menjadi gunung perdana yang saya daki di wilayah Garut. Nah sekedar perkenalan rumah saya persis berada di kaki Gunung Cikuray,

My Adventure (2): Masih di langit yang sama, langit 27 Oktober 2012

Gambar
Birunya langit saat itu tak terlihat, hanya berselimutkan kabut-kabut. Trek gunung putri semakin ke atas semakin kelihatan taringya. Entah berapa puluh derajat tingkat kemiringannya, berpegang pada akar yang kuat, berpijak pada bebatuan, melewati pepohonan yang melintang di tengah (ciaaattt....loncaaaaattt,) dan oww!!! Bahu sudah terasa perih. Di tengah perjalanan, tiba-tiba mata ini terasa berat “mengantuk”. Papa om bilang, itu pertanda batre tubuh sudah lowbet. Tidak lama kemudian, tanpa berpikir panjang karena di dera lelah yang cukup menguras energi, saya dan Ita mengambil posisi. zzz ZZZ zzz  Beralas daun-daun kering, punggung yang menyender di akar. Saya dan Ita tertidur kurang lebih 15 menit dengan wajah tertutupi slayer cokelat. Sepertinya Icha dan Papa Om juga sempat tertidur. Nyenyaknya tidur saat itu plus bermimpi. (Nada Horor) sempat bertemu dengan orang-orang yang telah lama tiada dalam kehidupan saya. Sempat bertegur sapa dan saling tersenyum. Hamdalillah.. “